
Jangan Kibuli UKT Mahasiswa
19 April 2020
Edit
NASIONALACEH.com
| Banda Aceh – Pandemi ini sungguh membuat banyak hal semakin kacau,
termasuk dalam masalah mahasiswa saat ini.
Diberlakukan nya kuliah daring adalah solusi saat ini untuk
memutuskan rantai penyebaran Covid-19,
bukan hanya UIN Ar-Raniry tetapi seluruh perguruan tinggi serentak melakukan
kuliah secara online.
Tentu dibalik hal ini terdapat masalah lain yang menjadi
perhatian bagi kalangan mahasiswa yaitu mengenai Uang Kuliah Tunggal atau
dikenal dengan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Perkuliahan yang tidak
efektif ini tentu saja menyayangkan mahasiswa terhadap UKT mereka yang tidak
bisa dipergunakan seperti biasa, maka tidak heran jika seluruh mahasiswa
meminta untuk dikembalikan nya uang kuliah tersebut.
Beberapa hari yang lalu sempat keluar surat dari Kementrian
Agama Republik Indonesia mengenai pengurangan UKT Mahasiswa PTKIN, yang mana
pengurangan UKT dikurangi 10% dari masing-masing UKT mahasiswa.
Jelas ini tidak adil, jika dikurangi 10% dari masing-masing
UKT mahasiswa maka yang dirugikan adalah mahasiswa dengan pendapatan menengah
ke bawah. Kampus pasti mempunyai solusi yang lebih baik agar semua merata dan
adil.
Wabah Covid-19 bukan hanya membuat masyarakat resah, tetapi
perekonomian juga terhenti seketika, semua mengalami dampak dari pandemi ini.
Maka UKT dikembalikan atau digratiskan kuliah semester depan adalah hal penting
yang harus dipenuhi.
Mahasiswa bukan
semua dari kalangan menengah ke atas, bagaimana dengan mahasiswa dengan
pendapatan orang tuanya yang sangat kurang, ditengah wabah ini makan saja
mungkin sangat sulit apalagi untuk kebutuhan lainnya yaitu harus membayar uang
kuliah, apa tidak dipikirkan sama sekali.
Tempat pendidikan seharus nya
bisa membuat orang semakin berpendidikan dan berkarakter bukan membuat orang
semakin tertekan. Seharusnya kampus punya solusi bukan hanya berdiam diri.
Situasi ini adalah hal yang sangat relevan untuk menjadikan
tuntutan uang kuliah dikembalikan atau kampus mempunyai solusi yang lebih baik
lagi. Biaya kuliah yang semakin hari semakin saja bertembah, tentu hal ini
semakin membuat orang tua terbebani apalagi dalam situasi seperti ini.
Lantas mengapa mereka tidak berpikir bagaimana mahasiswa
bisa memenuhi biaya kuliah seorang online yang membutuhkan kuota internet, hal
ini jelas semakin mencekik orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah.
Maka dari itu
pimpinan kampus mempunyai kekuasaan untuk melakukan suatu kebijakan terhadap
biaya kuliah mahasiswa nya, dengan pengurangan 10% sangat tidak adil, sebagai
pemimpin Rektor harus mengeluarkan suatu kebijakan untuk mensejahaterakan
mahasiswa nya dalam masalah ini, karena pengurangan UKT segitu bukan solusi
yang tepat.
Bapak Rektor UIN Ar-Raniry tercinta saya sebagai mahasiswa
biasa dalam tulisan ini menyampaikan bahwa kami bukan semua dari kalangan
ekonomi teratas seperti yang bapak pikirkan, biaya kuliah adalah hal penting
bagi kami yang harus diselesaikan dalam masalah ini supaya orang tua kami tidak
semakin tercekik dengan keadaan terus meresahkan seperti ini.
Hari ini tentang kemanusiaan adalah hal yang sangat penting,
krisis kesehatan adalah hal utama yang harus diperhatikan, bukankah kampus
tempat mendidik bukan tempat bisnis, kami mahasiswa juga ingin diperhatikan bukan
hanya tenaga kerja kampus yang selalu dipedulikan.