
Ketua Dewan Pertimbangan PDIP Aceh: "Kapolda dan Jaksa Harus Usut Tindakan EO CS"
15 April 2020
Edit
NASIONALACEH.com
| Banda Aceh – Edi Saputra alias Edi Obama dan Samsul Bahri alias Tiyong
menduduki rumah dinas Wakil Gubernur Aceh di Blang Padang pada Senin
(13/4/2020) malam.
Ketua Dewan Pertimbangan PDIP Aceh, H. Karimun Usman sangat
menyesalkan sikap Tiyong sebagai anggota DPRA dan juga sebagai Ketua Partai.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Tiyong tidak menunjukkan sikap sportif sebagai anggota DPR yang memihak kepada rakyat. "Kemudian untuk Edi Obama, selama ini waktu Irwandi masih berkuasa setahun kok dia tidak pernah datang ke Irwandi. Apa dia takut?" Rabu (15/4/2020).
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Tiyong tidak menunjukkan sikap sportif sebagai anggota DPR yang memihak kepada rakyat. "Kemudian untuk Edi Obama, selama ini waktu Irwandi masih berkuasa setahun kok dia tidak pernah datang ke Irwandi. Apa dia takut?" Rabu (15/4/2020).
Kemudian ia juga menyesalkan cara menagih utang yang
dilakukan Edi Obama seperti orang di pinggir jalan. "Kenapa tidak dibawa
ke pengadilan saja kalau memang betul ada utang. Aksi tidur di pendopo, itu kan
tidak manusiawi. Itu namanya preman," ungkap Karimun.
"Kita sebagai partai pengusung juga tak terima dengan sikap itu. Seolah-olah gubernur dijadikan sandera," tambahnya.
Ia juga menyesalkan aksi tersebut karena pihaknya sendiri pun sebagai partai pengusung resmi saja tidak pernah meminta apa-apa ke Irwandi-Nova. "Lalu kenapa dia (Edi Obama) sebagai relawan mau mojok-mojokin diri ke Irwandi-Nova dulu. Gatal itu namanya," ucapnya.
"Saya senang dengar kabar polisi sudah membubarkan aksi tersebut. Tapi saya maunya, polisi tak hanya sebatas itu. Masa pejabat negara dijadikan sandera premanisme," tambahnya.
"Kita sebagai partai pengusung juga tak terima dengan sikap itu. Seolah-olah gubernur dijadikan sandera," tambahnya.
Ia juga menyesalkan aksi tersebut karena pihaknya sendiri pun sebagai partai pengusung resmi saja tidak pernah meminta apa-apa ke Irwandi-Nova. "Lalu kenapa dia (Edi Obama) sebagai relawan mau mojok-mojokin diri ke Irwandi-Nova dulu. Gatal itu namanya," ucapnya.
"Saya senang dengar kabar polisi sudah membubarkan aksi tersebut. Tapi saya maunya, polisi tak hanya sebatas itu. Masa pejabat negara dijadikan sandera premanisme," tambahnya.
Karimun berharap kepada Kapolda Aceh dan Jaksa memanggil Edi
Obama serta mengusut tuntas kasus ini. "Harus ditunjukkan secara hukum,
mana bukti pinjamannya. Jangan cuma ngomong di-WA dan dia sebar ke mana-mana.
Bikin rusuh itu namanya. Mana sekarang kita dalam situasi prihatin akibat
Covid-19. Dia bikin lagi yang nggak-nggak," ungkap Karimun.
"Kemudian kalau publik bertanya, dari mana uang sebanyak Rp 8 miliar itu berasal, padahal Edi Obama itu kan hanya pengusaha supermarket.
"Kemudian kalau publik bertanya, dari mana uang sebanyak Rp 8 miliar itu berasal, padahal Edi Obama itu kan hanya pengusaha supermarket.
Ini perlu diusut dari mana aliran dana tersebut,"
ungkap Karimun. Sebagai partai pendukung Irwandi-Nova, ia tidak mau lagi ada
aksi ditagih-tagih oleh relawan seperti yang ditunjukkan Edi Obama dan Tiyong
beberapa waktu lalu.
"Edi Obama ini sebar di medsos ke mana-mana sehingga pak Nova buruk sekali sikapnya. Seakan-akan kalau tidak ada uang Rp 8 miliar itu, tidak jadi gubernur dan wakil gubernur Irwandi-Nova," tutupnya.
"Edi Obama ini sebar di medsos ke mana-mana sehingga pak Nova buruk sekali sikapnya. Seakan-akan kalau tidak ada uang Rp 8 miliar itu, tidak jadi gubernur dan wakil gubernur Irwandi-Nova," tutupnya.