
Jadi Pembicara Diskusi, GERAM Minta Kampus untuk Lebih Manusiawi
28 July 2020
Edit
NASIONALACEH.com
| Banda Aceh – Political Science Club
(PSC) mengadakan kegiatan diskusi "Belajar Via Daring: Sudah Tepatkah
Kebijakan UKT Kampus?" dan dihadiri oleh para peserta yang terdiri dari
mahasiswa dan pemuda, Senin (27/07/2020).
Diskusi yang
diselenggarakan secara online ini, turut diisi oleh Juru Bicara Gerakan Mahasiswa
(GERAM) Peduli Kampus Sulthan Alfaraby yang dipercayakan sebagai pembicara
terkait permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa.
Sebagaimana
diketahui, UKT mahasiswa di seluruh Indonesia mengalami imbas dari Covid-19
yang merebak di tanah air beberapa waktu lalu. Sehingga, sistem pembelajaran
dan perekonomian mengalami kekacauan, serta banyak keluhan dari mahasiswa
terkait sistem pembelajaran online yang dinilai belum mampu memenuhi standar
mutu pendidikan di saat pandemi.
Menanggapi hal
tersebut, Sulthan Alfaraby memberikan pandangan terkait salah satu permasalahan
yang sedang dihadapi oleh mahasiswa.
"Pertama,
masalah kita terkait kuliah daring atau online. Kedua, persoalan UKT dan ekonomi
mahasiswa golongan bawah yang tidak mampu berkuliah di semester depan. Jadi,
saya berpandangan bahwa itu adalah masalah yang sangat serius saat ini. Semua
lembaga yang ada, seperti paguyuban, lembaga internal kampus dan juga eksternal
bisa saling mendata nama-nama mahasiswa yang tidak mendapatkan akses internet
yang memadai dan juga yang tidak bisa lanjut kuliah, agar mencari solusi
konkret bersama pemerintah", ujarnya kepada media ini.
Alfaraby juga
berpandangan, bahwasanya bukanlah tidak mungkin jika mahasiswa diberikan nilai
B oleh kampus sebagai bentuk daripada nilai-nilai "Memanusiakan
Manusia" di tengah pandemi Covid-19. Seperti diketahui, bahwasanya banyak
mahasiswa yang memiliki kualitas jaringan internet yang berbeda-beda, tergantung
daerah yang mereka tempati.
"Kita harus menilik daripada kasus waktu silam,
mahasiswa meninggal karena mencari jaringan internet. Kita juga tahu, setiap
mahasiswa kini berjuang dari tempat yang berbeda-beda. Ada yang di gunung,
pinggir laut, di kota bahkan ada yang naik menara terus jatuh dan meninggal
hanya demi mencari jaringan. Saya harap, kampus bisa lebih bertindak secara
manusiawi atau 'Memanusiakan Manusia'. Memberikan nilai B untuk seluruh
mahasiswa adalah solusi konkret dari saya untuk mewujudkan nilai-nilai
kemanusiaan di tengah bencana ini", tutupnya.