
Sempat Cekcok, Aceh Lawyers Club Sukses Diadakan di Aceh Barat
26 July 2020
Edit
NASIONALACEH.com
| Meulaboh – Aceh Lawyers Club (ALC) Season 3 sukses diadakan di
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dengan mengusung tema "Apa Kabar Ekonomi dan
Pendidikan Kita?", Sabtu (25/07/2020).
Kegiatan bergengsi yang sempat diadakan secara perdana di
salah satu hotel berbintang 5 di Aceh tersebut dan dihadiri oleh ratusan
peserta, kali ini untuk season ke-3 sukses diadakan di Seulawah Coffee Meulaboh
dan mendatangkan para praktisi ekonomi, akademisi serta pemuda untuk membahas
permasalahan sosial masyarakat Aceh saat ini.
Ketika diskusi berlangsung, terlihat beberapa pemateri
seperti Amiruddin ST (Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia Aceh Barat),
Zulkifli Andi Govi, S.E. (Ketua Umum Forum Pelopor Ekonomi Syariah), Zulfata,
S.Ud., M.Ag., (Direktur Sekolah Kita Menulis) dan Raman Dhawis Sandika, S.Sos.
(Tokoh Pemuda sekaligus mantan Presma Universitas Teuku Umar) menyampaikan
pandangannya terkait tema yang telah disepakati oleh pihak ALC.
Koordinator ALC Sulthan Alfaraby, mengatakan bahwa kegiatan
diskusi publik seperti ini memang sangatlah dinanti-nantikan oleh seluruh
stakeholder yang ada di Aceh seperti pemerintah, mahasiswa dan juga masyarakat
pada umumnya.
"Kegiatan ALC Season 3 Alhamdulillah sukses diadakan di
Seulawah Coffee Meulaboh dengan mendatangkan praktisi ekonomi, akademisi maupun
mahasiswa serta pemuda. Dulu kita sempat adakan di salah satu hotel berbintang
lima di Aceh dan mendapat respon baik dari seluruh elemen di Aceh. Untuk saat
ini, kita juga melihat bahwasanya diskusi tatap muka secara langsung saat ini
sudah sangat dinanti-nantikan oleh seluruh stakeholder seperti
pemerintah, mahasiswa dan masyarakat Aceh. Kita sudah rindu, diskusi ini harus
kita hidupkan, kita perkuat ide-ide kita untuk melahirkan solusi baru untuk
saat ini", ujar aktivis UIN Ar-Raniry ini.
Kegiatan yang dihadiri oleh pimpinan-pimpinan lembaga di
Aceh Barat ini mendapatkan respon yang baik dari para hadirin, terlihat
antusiasnya peserta yang berhadir dan apresiasi dari para pemateri serta
peserta, meskipun sempat terlibat sedikit cekcok dari peserta yang dapat
dikendalikan oleh pihak ALC.
Setelah itu, Sulthan Alfaraby juga mengatakan, bahwa yang
dibutuhkan Aceh untuk saat ini bukanlah saling menyalahkan satu sama lain,
melainkan untuk melahirkan eksekutor-eksekutor yang siap dan mumpuni membangun
perekonomian dan pendidikan Aceh ke depannya.
"Diskusi ini Alhamdulillah melahirkan solusi meskipun
ada cekcok sedikit karena pembahasan kita memanas. Solusi dari diskusi ini
misalnya mahasiswa harus aktif dan solutif untuk menjadi seorang wiraswasta.
Dalam artiannya adalah mahasiswa sekarang jangan terlalu berharap serta terpaku
untuk menjadi pegawai pemerintah namun juga wajub punya ide solutif lain dan
bisa membuka lowongan bagi banyak orang dari berwiraswata. Setelah lulus dari
kampus, maka kita mau jadi apa? itu dia! Apakah kita akan berpangku tangan atau
kita akan mengaplikasikan ilmu yang kita punya untuk membangkitkan gairah
perekonomian ke depan atau tidak? menjadi seorang yang mempunyai usaha atau
bisnis adalah solusi saat ini", ujarnya.
Lanjut Alfaraby, contoh lain adalah ketika masyarakat hidup
di zaman 4.0 yang dimana teknologi sangat mumpuni dan dapat dengan mudah
diakses, maka merugilah orang-orang yang tidak memanfaatkan kesempatan
tersebut.
Apalagi, ujar Alfaraby, mahasiswa Aceh diyakini olehnya
mempunyai potensi besar untuk bersaing dengan mahasiswa luar negeri dalam segi
membangkitkan gairah pendidikan dan ekonomi Aceh yang lebih maju di masa depan.
"Kita harus yakin dan percaya, bahwa
mahasiswa Aceh punya potensi besar untuk menciptakan peluang membangkitkan
gairah pendidikan dan ekonomi di Aceh di masa depan. Kalau bisa, sebagian besar
hasil alam jangan impor lagi, coba kita aplikasikan secara maksimal ide dan
gagasan anak muda untuk membangun daerahnya. Tentunya, ini harus ada dukungan
penuh dari pemerintah dan seluruh elemen. Insya Allah, kita juga akan selalu
hadirkan solusi dan mengamati isu-isu sosial melalui diskusi seperti ini karena
anak muda yang saling bertukar ide adalah kunci dari semangat menuju perubahan
positif", tegasnya.